Kamis, 21 Juli 2011

Smile Erna.. Bos rental video disk di Plaza Indonesia



Sore itu aku bermaksud untuk membeli video disk di Plaza Indonesia, aku memang rajin mengkoleksi video disk karena aku sangat menyukai film, dirumahku sengaja kusiapkan sebuah ruangan untuk studio mini dengan system audio yang tak kalah dengan gedung bioskop milik Planet Hollywood Aku mengkoleksi mulai dari film cartoon Walt Disney , action dari Keanu Reeves atau Steven Seagal, Dramanya Anjelica Huston sampai dengan blue film. Banyak film yang aku beli langsung dari asalnya tetapi karena di Plaza Indonesia juga ada toko yang menjual film film yang bagus, maka aku seringkali juga membelinya disana.

Ketika aku sampai disana, ternyata tidak terlalu banyak pembeli yang datang, sehingga aku dapat dengan leluasa memilih judul film yang ditawarkan kepadaku. Aku sangat akrab dengan Fitri penjaga toko itu, tetapi aku tidak berminat untuk menidurinya karena meskipun cantik, penampilan Fitri terlalu manis bagiku sehingga selama ini aku hanya menggodanya dan seringkali memberinya uang sehingga setiap kali aku kesana Fitri selalu baik kepadaku, dia juga tahu kalau aku sebetulnya doyan perempuan tetapi terhadap dia aku selalu menolak. Seringkali dia menggodaku dan akupun selalu menggodanya sampai hal yang paling intim, tetapi ya cuman segitu aja, mungkin Fitri juga gemas padaku karena perhatianku padanya cukup baik tetapi aku tidak mau meminta yang macam macam sehingga dia jadi bingung.

Sedang asyik asyiknya aku memilih film, tiba tiba ada seorang wanita masuk kedalam toko dan langsung masuk mendekati Fitri serta berbicara pelan, aku meliriknya dan ketika itulah ia menoleh kepadaku dan tersenyum. Aku kaget sekali karena perempuan itu begitu cantik dan wajahnya sangat seksi, aku juga balas tersenyum dan Fitri lalu berkata kalau itu adalah bossnya pemilik toko. Aku berdiri dan mengajaknya bersalaman, tangannya terasa lembut ketika bersalaman, Erna si pemilik toko begitu ceriah berbicara kepadaku, rupanya dia sudah sering mendengar dari Fitri kalau aku ini langganan utama tokonya. Ia dengan ramah mempersilahkan aku untuk melanjutkan pilihanku dan ia bergegas menuju ruang kaca yang dijadikan kantor. Aku benar benar terpesona oleh penampilan Erna boss Fitri itu, badannya tidak terlalu tinggi dengan kulit yang kuning langsat, sementara dari balik kaos Guess yang dipakainya aku bisa menyaksikan gundukan buah dadanya yang montok dan kencang sekali itu, sangat serasi dengan wajahnya yang seksi dengan make up yang rapi sehingga membuat wajahnya bertambah anggun dan sangar. Ketika tadi ia masuk keruang kantornya aku memperhatikan pantatnya yang dilapisi celana panjang tipis itu, aku dapat melihat peta celana dalamnya dibalik celana panjangnya, kecil sekali sehingga sepertinya hanya menutupi sebagian kecil dari pantatnya yang bahenol itu. Aku langsung ngaceng dan kepengen secepatnya menyetubuhinya. Dengan pelahan aku bertanya pada Fitri, apakah Erna sudah bersuami, Fitri hanya tersenyum kecil dan menggeleng, tetapi aku berani bertaruh bahwa meskipun belum menikah tetapi Erna sudah sering mencicipi kontol, karena aku melihat dari gayanya yang demikian mantap, pastilah ia sudah sering ditiduri laki laki.

Dari Fitri juga kuketahui bahwa Erna sudah berumur 26 tahun, meskipun penampilannya kelihatan lebih tua dan matang. Aku mencari alasan untuk berbicara dengan dia secara pribadi, ketika aku bertanya pada Fitri kenapa tak ada koleksi BF, Fitri langsung berkata agar aku langsung saja berbicara dengan bossnya dan masuk kedalam. Aku langsung mengiakan dan bergegas masuk keruang kantornya sementara Fitri hanya tersenyum melihatku karena ia sudah mengerti maksudku. Mungkin dia juga kepengen tahu bagaimana akalku untuk menaklukkan bossnya itu. Bagi aku semua ini menggembirakan karena bagi aku seks adalah suatu avonturisme yang akan membuat seks jadi lebih menggairahkan. Aku justru akan lebih bergairah jika melakukan seks secara mendadak dan tidak direncanakan, seperti apa yang kuinginkan saat ini. Ketika aku masuk kedalam ruang kaca itu kulihat Erna sedang berjongkok didepan lemari pendek sembari memeriksa beberapa Video disk. Aku berdehem sehingga Erna menoleh, ketika dilihatnya aku masuk ia segera bangkit dan tersenyum ramah, "Mari Pak silahkan duduk, apa yang bisa saya bantu ?" Aku langsung saja to the point menanyakan mengenai koleksi BF nya yang baru .

Erna tersenyum dan berdiri dari kursinya untuk mengambil dari lemari ditembok, sambil membawa beberapa video disk Erna kembali ketempat duduknya sambil tak lupa menutup pintu kaca yang tadi aku masuki, lebih dari 15 video disk yang ditunjukkan Erna kepadaku untuk dipilih. Dengan ramah Erna bertanya kepadaku :"Bapak senang BF yang keluaran mana ? " Aku jawab kalau aku senang dengan BF Eropah karena pemainnya betul betul serius dan tidak kelihatan canggung. Erna tertawa. Katika aku tanyakan kepadanya dia senang yang bagaimana dia mulanya tertawa ngikik tetapi ketika aku desak dia menjawab kalau dia senang film Eropah juga, ketika kudesak kenapa senang Eropah dia bilang karena prianya seksi seksi. Aku tertawa juga padahal aku benar benar tak tahan rasanya kontolku sudah mau muncrat mendengar tertawa Erna yang menggairahkan itu. Dengan berlagak bodoh aku minta agar dapat mencoba diks tersebut. Tanpa ragu ragu Erna segera memasang film tersebut di video playernya dan menyerahkan remote controlnya padaku. Diapun dengan serius melihat film tersebut, ketika ada adegan seorang pria menjilati nonok si perempuan kulirik Erna, ternyata dia hanya diam saja tanpa reaksi, tetapi ketika ada adegan seorang pria mengeluarkan kontolnya dan mengocoknya didepan pacarnya barulah Erna tersenyum.

Aku langsung nimbrung, Bu Erna senang yang seperti ini ya, dia hanya tertawa. Aku tidak melanjutkan lagi melihat film tersebut, langsung aku putuskan untuk membeli semua film yang ditawarkannya tadi. Bagi aku lebih penting untuk berbicara pada Erna daripada mengurusi film. Erna agak kaget juga melihat keborosanku itu, karena total aku memborong hampir 30 video disk. Sambil menunggu Fitri yang membungkus film yang aku beli, aku berbincang bincang dengan Erna. Aku bertanya padanya apakah dia sudah berkeluarga dengan gamblang dia menjawab kalau berkeluarga belum tapi kalau kimpoi sudah. Aku kaget mendengar jawabannya itu, malahan dia balik bertanya kepadaku apakah aku selalu setia pada isteriku. Aku hanya menyeringai saja. Dia tertawa lepas melihat seringaiku itu dan mengatakan bahwa bagi dia seks itu harus dinikmati dan dia tidak mau kalau hanya menjadi alat pemuas seks dari pria tetapi jutru dia harus bisa betul betul puas dengan seks tersebut. Ketika aku tanyakan apa yang dia maksudkan dia mengatakan kalau dia "main" maka bagi partnernya harus menuruti kemauannya dan harus sanggup membuat dia terpuaskan, karena kalau tidak dia akan marah marah. Aku bertanya lagi apa yang menjadi kemauannya bila bersetubuh. Erna menjawab kalau dia senang kalau dijilati barangnya lalu dia senang kalau si pria kuat bertahan meskipun dia mencari kepuasannya sendiri. Aku tersenyum mendengar ceritanya itu, bagi aku semuanya itu justru merupakan hobbyku. Ketika kusindir bahwa dia itu ternyata super hot, Erna malahan tertawa ngakak dan berdiri, tanpa sungkan dia mengangkat blusnya sehingga aku dapat melihat beha yang melapisi buah dadanya yang montok itu juga ketiaknya yang penuh dengan bulu itu.

Kata Erna, perempuan kalau ketiaknya tebal pasti nafsunya gede lho Pak" Aku meneguk air liurku sendiri kebingungan karena tak kusangka Erna begitu cepat akrab denganku. Ketika kukatakan pada dia apa dia suka pria yang barangnya gede dia langsung menjawab kalau itu yang enak karena kalau dihisap pegangannya mantap. Aku sudah rasanya kepengen saja menunjukkan kontolku yang over size itu pada Erna, tetapi aku masih bertahan dulu, aku ingin Erna menceritakan segala sesuatu tentang dirinya, karena kalau kuperhatikan Erna rupanya juga punya sifat exhibitionist alias suka pamer tubuhnya sendiri, aku bertanya lagi pada Erna kapan dia terakhir kalinya hubungan seks. Dengan serius Erna menjawab bahwa sebenarnya sebelum ketokonya, dia sempat main seks dulu digarasi rumahnya, bahkan dia mengatakan kalau sampai saat itu dia belum sempat membersihkan alatnya hanya dilapisi tissue saja. Ketika aku tanyakan bagaimana kok bisa main di garasi, kenapa tidak dikamarnya saja, dia menjawab hanya karena mendadak nafsu saja. Dia bilang kalau dia cuma menurunkan celananya serta teman cowoknya masuk dari belakang. Untung kata Erna dia berhasil mencapai kepuasan, karena kebetulan dia pagi itu benar benar lagi hot. Aku bilang pada Erna apakah dia mau melihat barangku yang antik, Erna langsung mengangguk dan mendekati aku, sebelum kubuka celanaku, aku berpesan pada Erna agar supaya jangan mentertawakan bila barangku itu kecil. Erna mengangguk, namun ketika kubuka celanaku dan kukeluarkan kontolku yang segede anak kucing itu, Erna terpekik dan tertawa. Dia betul betul kagum melihat kontolku yang ukurannya raksasa itu.

Aku diam saja ketika Erna mengelus elus kontolku yang sudah ngaceng sepenuhnya itu. Mendadak Erna meninggalkan aku dan menuju pintu ruangannya, dia tanpa sungkan langsung menggerendel pintu itu dan kembali kedepanku. Erna langsung membuka blouse dan celana panjangnya sehingga dia hanya memakai celana dalam dan beha saja. Kulihat dicelana dalamnya memang tampak beberapa lembar tissue menyumpal nonoknya yang masih dibanjiri sperma pacarnya itu. Sementara Erna membuka behanya, aku langsung menurunkan celana dalamnya dan langsung wajahku kubenamkan dikerimbunan jembutnya yang berbau harum itu. Dengan posisiku ini aku mengalami kesulitan untuk menjilati bagian dalam nonok Erna, karenanya kudorong kaki Erna agar mengangkang sehingga memudahkan aku menjilati bagian tepi nonoknya. Baru saja lidahku menyentuh bibir luar nonok Erna, Erna sudah mencengkeram bahuku dan merintih. Agar supaya aku makin mudah menjilati nonoknya, Erna langsung agak menekuk kedua kakinya dan lebih melebarkan kakinya, dengan agak menengadah aku berhasil menjilati celah nonok Erna yang masih menyimpan lendir sperma itu. Kurasakan asin dan kental, tetapi aku tak perduli, kucari itil Erna yang letaknya agak tersembunyi karena posisinya yang sedang berdiri itu. Ketika kutemukan, dengan sekali sedot itil Erna lenyap dalam mulutku dan kupermainkan dengan lidahku. Erna memekik lemah ketika itilnya kumamah pelan pelan. Rupanya Erna tak tahan dengan gerakanku itu karena dia langsung lemas dan menimpa badanku sehingga kami berdua terguling dikarpet.

Saat itulah aku melepas seluruh celanaku dan langsung kuselipkan kontolku dinonok Erna. Erna mengangkat kedua kakinya tinggi tinggi sehingga kontolku benar benar merasakan pendaratan yang nyaman didasar nonok Erna yang hangat dan kenyal itu. Seperti yang dikatakannya, ternyata Erna memang egois, begitu dia merasakan kontolku sudah masuk seluruhnya, dia langsung menggerak gerakkan pantatnya untuk mencari kepuasannya sendiri. Dia memutar mutar pantatnya dengan gerakan yang tersendat sendat, aku biarkan saja semua itu karena aku tahu bahwa Erna sedang mencari titik kenikmatannya. Benar saja tak lama kemudian Erna sudah melenguh seperti sapi, kurasakan kontolku seperti disiram cairan hangat dari dalam nonok Erna. Baru saat itulah aku memainkan kontolku untuk merasakan legitnya nonok Erna. Ketika kutarik batang kontolku kurasakan kalau nonok Erna sepertinya menyedot kembali kontolku itu, tetapi ketika kuhunjamkan lagi kedalam liangnya, terasa peret sekali sepertinya batang kontolku dicengkeram dengan lembut. Saat itu Erna sudah tak berdaya apa apa lagi, dia hanya diam saja pasrah dengan apa yang aku lakukan.

Aku benar benar memanfaatkan moment ini untuk menikmati kesintalan tubuh Erna yang seksi itu. Kuciumi bibirnya dan Erna dengan cekatan menjulurkan lidahnya menggelitik lidahku. Kuremas susunya yang montok dan kupilin pilin putingnya. Erna tak henti hentinya memuji kontolku yang katanya luar biasa besarnya itu. Aku diam saja, karena aku betul betul konsentrasi merasakan kenikmatan yang mengumpul diujung kontolku itu. Ketika terdengar dering telepon, Erna acuh saja, tetapi aku jadi tak bisa konsentrasi maka kucabut kontolku dulu dan kusuruh Erna untuk mengangkat telepon itu. Dengan malas Erna berdiri dan mengangkat telepon itu, sementara Erna menelepon aku memperhatikan kemolekan Erna dalam keadaan amburadul karena mencari kenikmatan tadi itu, kulihat badannya yang putih itu berkilat karena keringat, sehingga menambah kecantikannya. Tak lama kemudian Erna sudah kembali memeluk aku dan menciumi aku, kali ini dia langsung melorot dan menghisap kontolku yang masih berlumur lendir dari nonoknya tadi itu. Dengan telaten Erna memasukkan ujung kontolku itu kedalam mulutnya kemudian dijulurkannya lidahnya untuk menelusuri batang kontolku sampai kepelirnya, begitu diulang ulang dan setiap kali sampai diatas ia selalu mengulum seluruh topi bajaku benar benar nikmat dan menyenangkan karena gerakan Erna benar benar menunjukkan kalau dia menikmati kulumannya itu. Karena aku lebih kepengen memuntahkan spermaku didalam nonok Erna, maka pelan pelan kudorong Erna kesamping dan aku kembali mengambil peran.

Kududukkan Erna ditepi meja kerjanya dan kemudian kusuruh ia berbaring sehingga kakinya terjuntai dan nonoknya mencembung serta merekah memamerkan itil yang berwarna merah muda agak keungu unguan itu. Karena sudah basah dengan keringat maka jembut Erna menyibak sendiri, aku tidak langsung memasukkan kontolku kedalam liangnya, tetapi justru dengan ujung kontolku yang keras itu, kugosok gosok itil Erna. Erna menggeliat geliat sambil mencengkeram, dia mendesah dan memintaku agar secepatnya memasukkan kontolku itu, aku diam saja, aku terus menggosok gosokkan ujung kontolku pada itil serta tepi tepi bibir nonoknya, aku yakin bahwa tak lama lagi Erna pasti akan orgasme lagi, benar saja tak lama kemudian Erna menggerang keras dan tubuhnya diangkat untuk memelukku serta menggigit pundakku. Erna mengejang untuk beberapa saat, barulah kemudian ia lemas dan terbaring lagi diatas meja kerjanya sendiri. Aku menunduk untuk melihat nonok Erna yang merekah itu, benar saja tampak ada sedikit lendir bening yang keluar dari dalam nonoknya, aku yakin bahwa itulah cairan kenikmatan yang dikeluarkan Erna. Dengan cepat kujulurkan lidahku dan kujilati cairan itu sampai bersih sekali. Erna tak bergerak sama sekali, dia benar benar loyo, dan aku benar benar memiliki kebebasan untuk menyetubuhi serta memuaskan dia. Kali ini aku langsung menyelipkan kontolku diantara bibir nonok Erna yang sudah membengkak itu, benar benar seksi karena nonok Erna sepertinya jadi tebal dan itilnya keras seperti batu ditambah dengan bulu jembutnya yang lebat itu.

Tanpa kesulitan ujung kontolku langsung mendarat didasar nonok Erna. Dengan penuh semangat aku memaju mundurkan kontolku sambil bibirku menciumi susu serta bibir Erna. Erna masih terus bereaksi membalas ciumanku dan kadang kadang bila terasa geli ia malahan menggigit bibirku. Meskipun sudah basah kuyup dengan cairan yang keluar dari dalam nonoknya, barang Erna masih tetap berpasir dan mampu membuat sekujur batang kontolku setiap kali kugerakkan seperti dialiri listrik. Merasa kalau bendungan air maniku akan ambrol, aku menciumi leher Erna dan menggigit lehernya yang jenjang dan putih itu, benar saja kurasakan panas sekali diujung kontolku sementara kupingku berdenging karena kenikmatan yang merayap diseluruh tubuhku, dengan pandangan yang mendadak menjadi gelap kusemprotkan seluruh isi kontolku kedalam liang nonok Erna ..... syoor...... syoor...... croot. Benar benar terasa lega karena begitu banyak air maniku yang kusemprotkan kedalam liang Erna. Setelah menenangkan diri, aku mencabut kontolku dari liang nonok Erna, langsung saja cairan kental milikku dan milik Erna tumpah ruah membasahi lantai, aku tak perduli lagi begitu juga Erna, dengan tertatih tatih aku duduk dikursi sofa. Badanku benar benar lemas tetapi puas, kulihat kontolku yang lemas berkilat penuh dengan spermaku sendiri. Erna sendiri duduk disampingku sambil memeluk dan menciumi dadaku.

Tak henti hentinya dia memuji ketangguhanku,aku tersenyum saja menyaksikan kegembiraan Erna yang seperti mendapatkan mainan baru yang dapat memuaskan hatinya. Aku yakin bahwa sampai kapanpun Erna pasti akan mencari aku. Tetapi saat ini bagiku yang paling penting adalah membersihkan diri dan menyelesaikan beberapa keperluanku yang lain. Dengan bergegas aku memakai pakaianku lagi begitu juga dengan Erna, dengan manja Erna memintaku untuk datang kerumahnya agar dapat melanjutkan permainan seks ini, aku hanya mengangguk angguk saja, tetapi aku tidak yakin kalau aku dapat memenuhi janjiku ini, karena aku jarang menyetubuhi perempuan yang sama untuk jangka waktu kurang dari sebulan, tujuanku hanya satu : agar supaya tidak bosan! Selesai aku berpakaian, aku mencium Erna untuk pamitan pulang, saat itulah kudengar ketukan dipintu kaca, ketika kutoleh, kulihat Lily ada dipintu itu, rupanya dia mau ketemu Erna. Aku segera duduk dikursiku sementara Erna membukakan pintu buat Lily, melihat aku duduk diam itu Lily menoleh kepadaku dan tersenyum menggoda. Aku yakin kalau Lily mengerti bahwa kami habis main main diruangan itu. tetapi yang ingin aku tanyakan pada Lily, apakah Erna sering memasukkan pria untuk main main dikantornya seperti denganku ini. Selesai membayar semua pembelianku, aku segera pamit, Erna sendiri juga bilang kalau dia mau keluar, jadi kami bersama sama menuju tempat parkir dan meninggalkan Plaza Indonesia dengan tujuan yang berbeda.

Didalam mobil aku segera menilpon Lily ditokonya, yang menerima Lily sendiri. Begitu Lily tahu kalau aku yang menilpon dia langsung tanya, "Bapak habis main dengan Bu Erna ya tadi?" Aku tidak menjawab tetapi hanya tertawa saja. Kutanya Lily :" kok kamu bisa tahu ?" Jawab Lily " Habis cairannya jatuh semua dikarpet, kaki Lily kan nginjak". Aku baru sadar kalau spermaku yang tumpah dari dalam liang nonok Erna membasahi karpet, tadi memang kulihat bahwa Lily masuk kekamar itu tanpa memakai sepatunya.Lily langsung mengomel :"Bapak jahat ya, selama ini Lily nggak pernah diajak, tetapi Ibu baru sekali saja kenal sudah kayak gitu" Aku menjawab : "Iya deh, lain kali kalau aku ada waktu Lily saya jemput ya, tetapi ngomong ngomong Ly, apa Erna sering ngajak cowok untuk berkencan diruangannya ?" Lily yang tertawa ngikik, "Pokoknya ruangan itu serba guna deh Pak, Lily juga kadang kadang main disitu bertiga ama Mbak Erna !" Aku jadi kaget mendengar informasi Lily itu. "Lho kok bisa bertiga, cowoknya siapa ?" Pokoknya rhs deh, entar Bapak kesini saja biar Lily ajarin teknik teknik baru yang sip !" "Kamu pinternya main apa sih Ly ?" aku memancing. Lily menjawab: "Pokoknya semua lubang bisa dipakai Pak, meskipun Lily badannya kecil, tetapi nggak kalah lho rasanya dengan yang punya mbak Erna!" Aku rasanya jadi kepengen balik ke Plaza Indonesia untuk membuktikan omongan Lily, tetapi aku ingat bahwa aku mesti pergi kerumah Hendro untuk mengambil titipan dari adikku yang tinggal di LA. Aku berkata pada Lily: " Coba ya Ly, kalau memang memungkinkan, sehabis dari Kemang, aku akan mampir lagi ketempatmu, tetapi aku nggak mau kalau main dikantor Erna, sebaiknya kita ambil kamar di Hyatt saja ya !" Lily menjawab genit :"Ia, nanti jam berapa, sekarang Lily udah kepengen, apakah Lily mesti self service dulu ?" Aku hanya tertawa : "Self service juga nggak apa apa yang penting nanti kamu punya tugas membuat saya jadi puas lho ya !" Kututup handphoneku sambil tersenyum membayangkan Lily yang tentunya saat ini sudah basah kuyup nonoknya membayangkan aku dengan bossnya dikantor tadi itu...
Raul_Gee is offline
Reply With Quote

Tidak ada komentar:

Posting Komentar