Senin, 27 Juni 2011

Mahasiswi – mahasiswi Baru: Bagian 1

 

Pagi ini aku seperti biasa berangkat ke kampus tempatku mengajar, karena pada hari ini aku ada kuliah untuk mahasiswa baru semester satu. Di dalam perjalanan aku banyak melihat mahasiswa, mahasiswa cantik berjilbab berseliweran di trotoar jalan raya. Aku memang sangat menyukai gadis-gadis cantik, apa lagi mereka yang berjilbab namun dengan dandanan seksi, pakaian ketat dan celana ketat. Bagiku gadis-gadis berjilbab yang seksi terlihat lebih feminin dan menantang. Sehingga sering kali jika berpapasan dengan gadis berjilbab cantik penis ku langsung mengeras, kadang aku terbayang sampai di rumah dan dilanjutkan dengan onani, begitulah sampai terjadi nya pesta sex dengan mahasiswi-mahasiswiku yang cantik (baca pesta sex dengan gadis berjilbab), sehingga sedikit banyak hasratku tersalurkan. Tetapi sudah lebih 3 bulan pengalaman tersebut belum juga terulang. Kupikir memang masih belum ada kesempatan.



Kembali ke cerita, ku lihat mahasiswa-mahasiswi baru dikumpulkan oleh para seniornya dilapangan, memberi pengarahan ospek, ospek dikampusku dilakukan 1 kali seminggu, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Di antara para senior kulihat Rani ada disana memberi pengarahan, dia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku memang belum sempat lagi ketemu Rani, karena sangat sibuk dalam rapat dosen2 dan menyusun bahan untuk mengajar. Dan Rani pun sibuk dalam panitia ospek, masih teringat pengalaman ku bersama Rani membuatku terangsang.

Aku mengajar sekitar pukul 10.20, aku mulai dengan perkenalan dengan mahasiswa-mahasiswaku. Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian aku meminta mereka memperkenalkan diri. Dari 28 orang mahasiswa-mahasiswi di kelas itu, ada 4 orang mahasiswi yang menurutku di atas standar, mereka adalah Dina, Putri, Ami, dan Yani. Semuanya berjilbab tentunya. Mereka memiliki tinggi yang 160an, sehingga terlihat tubuh mereka yang semampai. Ditambah gaya pakaian mereka yang agak sedikit ketat dan modis ( celana jins hipster dipadu pakaian muslim yang agak ketat ala mahasiswa). Kemudian setelah acara perkenalan. Aku mulai membuka laptop ku untuk menyampaikan silabus mata kuliah yang ku ajarkan. Mereka mulai mencatati apa yang ku tampilkan.
Tak terasa waktu berjalan cepat, sudah satu setengah jam aku di kelas, dan waktu ku habis. Aku menutup perkuliahan. Dan keluar dari ruangan untuk kembali keruanganku. Setibanya diruanganku, aku dikejutkan oleh Rani, dia sudah menunggu didalam ruanganku sambil membaca majalah.
“eh Rani, sampai kaget bapak, ada apa nih ran?”

“oh, nggak ada pak, kangen aja sama bapak, apalagi si adik bapak yang gede itu....hihihi” rani menggodaku. “gimana pak mahasiswi2 barunya? Cantik-cantik kan?” rani mulai mendekatiku sambil berjongkok didepanku, sebelumnya ia telah mengunci ruanganku. Ia kemudian membuka celanaku, kemudian memelorotkan celana dalamku. “duh, kangennya sama si ndut ini”, katanya sambil mengelus kepala penisku. Aku kelonjongan keenakan .“ooohhh, ran...” rani mulai menjilat kepala penisku, sambil mengocoknya dengan tangannya. “Wah, cepet banget besarnya pak, dah lama nggak rani manjain nih si ndut nya...” Rani kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya. Kemudian rani mengeluarkan skill menyepongnya yang membikinku kelonjotan keenakan, “ooohhh rani enak sekali”. Sekitar 10 menitan rani “berkaraoke” dengan penisku, aku mulai merasa ada yang mendesak didalam tubuhku, sepertinya aku akan orgasme, menyadari penisku sudah berdenyut-denyut, Rani kemudian dengan cepat menghentikan aktivitasnya, untuk mencegah aku orgasme, karna sepertinya ia tidak mau cepat-cepat menyudahi permainan ini. Kemudian dengan cepat rani membuka celana jins hipsternya. Dan mendorongku ke sofa, hingga kini aku dalam posisi terlentang di sofa. Rani kemudian naik mengangkangi pinggangku, “pak, rani udah nggak tahan lagi, rani masukin ya pak”, “i...iya ran, cepetan..” aku ingin cepat merasakan kehangatan himpitan dan jepitan vagina Rani lagi.

Kemudian rani mengarahkan batang penisku yang sudah mengeras sempurna ke liang kenikmatannya yang sudah basah, tanpa kesulitan penisku masuk dalam liang surgawi itu dan terjepit didalamnya. “ooohhh raniiii, enak sekali....” racauku. Rani yang sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya, langsung menggoyangkan pantatnya dengan kecepatan tinggi, sehingga penisku yang tadinya hampir orgasme, terkocok dengan cepat.

5 menitan rani menggenjot dengan cepat, aku mulai merasakan lagi akan orgasme, “ raaan bapak mau keluaaarrr” merasakan penisku berdenyut dalam vaginanya, rani langsung mengeluarkan penisku dari vaginanya, kemudian ia menekan leher penisku kuat-kuat dengan ibu jarinya, seketika orgasmeku langsung meledak ”ooooohhhh raniii, nikmat sekaliii...”, tetapi spermaku tidak menyembur, sehingga penisku tidak loyo karna belum memuntahkan isinya “ apa yang kamu lakukan Ran?” “Hehe ada deh....jurus rahasia Rani”. Orgasmeku sudah reda, ia kembali menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi jilbabnya berkibar-kibar saking cepatnya, Rani sepertinya mengejar orgasmenya. Sekitar 10 menit Rani menggenjot penisku dengan cepat, tubuhnyapun mengejang dan melengkung kebelakang, ia mengeluh “oooohhhh paakkk.....” terasa vaginanya membetot penisku dengan sangat kuat, seperti memeras memaksa spermaku untuk ikut keluar, tetapi apa yang dilakukan rani tadi membuat penisku lebih mampu menahan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh himpitan dan jepitan vagina rani. “sekarang giliran bapak ran” aku membalikkan tubuh rani, sehingga membentuk gaya doggie. Aku berpegangan pada payudaranya yang menyembul karna bajunnya ku buka sampai payudaranya, aku kemudian menggenjot vaginanya dengan cepat, aku ingin mengejar orgasmeku juga. 10 menit kemudian, rani kembali mengejang, “bapaaakkk ampuuunnn....enaaakkkk sekali pakk”, terasa begitu kuat cengkeraman vaginanya pada penisku, akupun tak tahan lagi, dan menggenjotnya sekuatnya hingga penisku terbenam dalam rahimnya, “RANIIIII BAPAK KELUARRRRRRRRR”crot-crooooottt. Sekitar 10 kali semprotan spermaku dalam vagina rani, sehingga vaginanya pun tidak dapat menampung spermaku sehingga meluber keluar. Maklum sudah 3 bulan lebih spermaku tidak ku keluarkan, aku tidak pernah onani lagi sejak kejadian pertama kali itu. Aku kemudian terduduk di sofa ruanganku. Rani tertelungkup di sebelasku, spermaku masih meleleh dari vaginanya, bercampur dengan cairan orgasmenya sendiri. “makasih rani, dah lama banget nggak keluar ran” aku meremas pantatnya. “wah bapak hebat banget, rani capek banget pak”.

“Iya ran, bapak sering minum obat kuat, tapi dah lama nggak main lagi sama kamu, makanya nembaknya banyak banget”. “ iya pak, untung nggak dimulut nembaknya, bisa kotor baju dan jilbab rani, kan masih ada kuliah nanti”. “ ngomong-ngomong seperti kata rani tadi, cantik-cantik nggak mahasiswi barunya pak?” tanya rani. “iya ran, terutama si dina, putri, ami dan Yani, mereka cantik dan seksi banget rani, kenapa ran?” tanyaku lagi. “oooohhhh gitu....nggak deh pak Cuma nanya aja” katanya sambil tersenyum nakal padaku entah apa maksudnya. “oke pak rani ada kuliah 10 menit lagi nih, dah dulu ya” rani kemudian memakai celananya dan merapikan kembali bajunya. Kemudian rani kembali berjongkok lagi didepan selangkanganku yang masih telanjang, “kamu baik baik ya ndut....” katanya sambil mengecup dan menjilat kepala penisku. Kemudian rani kembali memasukkannya dalam mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat. “ooohhhh raaannnnn enakkkkk” racauku. Kemudian kontolku kembali mengeras sempurna.

Rani tersenyum nakal. Ia kemudian mengocok kontolku dengan tangannya dengan cepat. Sehinga tidak sampai 5 menit aku sudah mau keluar lagi. “ooohhhh raaaannnn.....bapak keluar lagi, awas kena bajumu ran......ookkkkhh”, dengan sigap rani mengeluarkan saputangan bunga-bunganya, langsung menyelimuti penisku dengan saputangannya itu. Sehingga spermaku membasahi saputangannya. “ooohhh enak rani”. “hihi” rani tertawa centil. Kemudian menyeka sisa-sisa spermaku dengan saputangannya sampai bersih....kemudian ia meninggalkan ruanganku tanpa berkata lagi.....”makasih ran” kataku sembari rani membuka pintu, ia tersenyum sambil mengerlingku.....dan meninggalkan ruanganku....
[TO BE CONTINUED....]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar