Senin, 27 Juni 2011

Mahasiswi - mahasiswi baru: Bagian 3




Setelah selesai, rani kemudian menyingkir dariku, dia kemudian menarik tangan ami dan putri untuk segera keluar dari kamarku. Rani kemudian membawa kedua yuniornya masuk ke kamarku. Aku setengah terkesiap melihat dina dan yani sangat seksi dengan balutan jilbab mereka dan tubuh setengah telanjang dengan celana jins yang terbuka kancingnya. “Kalian manjain kontol bapak itu ya..” kata rani kepada dina dan yani sambil menepuk dan mendorong pundak mereka sambil kemudian menutup pintu kamarku. Aku yang melihat mereka berdua, menjadi sangat Horny, terlebih lagi rani berpesan untuk ejakulasi didalam vagina mereka berdua. Aku bertanya-tanya apakah nantinya tidak apa-apa melakukan itu. Tapi sudahlah, yang penting nikmatilah saja dulu hadiah dari rani ini, pikirku.

Kemudian dina dan yani mendekat ke arahku, “ayo yani dina, bapak dah nggak tahan nih” kataku, lalu tanpa berkata lagi, dengan wajah yang sudah memerah dan Horny berat, yani lalu segera menggenggam penisku dan memasukkannya ke mulutnya, “ooohhh yani, enak sekali....” kemudian dina mengulum bibirku penuh nafsu, ia kemudian menggigit-gigit dan menjilat puting susuku, kemudian jilatannya turun hingga ia ikut bersama yani mengerjai penisku dengan mulutnya. Yani sedang asyik dengan batangan penisku, ia menghisapnya seperti anak kecil diberi lolypop, dan dina pun sedang asyik mengulum buah zakarku. Aku dikerjai dua gadis cantik berjilbab, tidak dapat berbuat apa-apa selain mengerang kenikmatan.

Setelah 5 menitan mereka berdua mengerjai penisku, lalu dengan inisiatif sendiri, dina lalu naik ke ranjang dan mengangkangi penisku, lalu yani menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan penisku ke liang vagina dina, “pak dina masukin ya..” lalu dina menurunkan pantatnya sehingga penisku membelah celah kenikmatannya yang sempit itu. Baru sampai kepala penisku yang masuk, aku sudah merasakan jepitan nikmat vagina dina yang basah, kuat sekali jepitannya seakan menghisap penisku untuk segera masuk seluruhnya. Entah kenapa dina berlama-lama dengan hanya memasukkan kepala penisku saja kedalam vaginanya. Aku yang tidak sabaran segera mendorong penisku keatas, “ouhhh sakit pak...” “kamu masih perawan dina?” tanyaku “iiya pak, tapi enak pak kalo segini...oouhh” lalu dina menggoyang pantatnya dengan hanya seperempat batangan penisku yang masuk kedalam liang vaginanya. “ya sudah, sampai disitu aja masukinnya ya din” tanpa menjawab, dina terus menggoyang pantatnya diatas penisku, makin lama makin cepat, terasa gerakan dina semakin cepat dan semakin liar, sehingga kibaran jilbabnya semakin memperlihatkan kecantikan wajahnya, aku tidak menghentak pantatku keatas, takut selaput perawannya sobek, jadi aku membiarkannya bergoyang sendiri, sambil meremas-remas dan menjilat payudaranya yang lumayan besar itu, sekitar 34 B.

Sudah lebih 10 menitan dina bergoyang diatas perutku, sepertinya dina semakin dekat dengan orgasmenya, lalu goyangannya semakin cepat, aku merasakan jepitan vaginanya semakin enak saja, aku mencoba melihat penyatuan alat kelamin kami, rupanya secara tidak sadar, penisku telah masuk seluruhnya ke dalam liang vagina dina, terlihat cairan vaginanya yang meleleh terlihat berwarna kemerahan, bercampur dengan darah perawannya. Tetapi tampaknya dina sudah tidak merasakan sakit lagi, karna sudah dikuasai nafsu birahi. Taklama kemudian dina kemudian meracau “ouuurggghhh....dina nyampeeee pakkk.....ooohhh” tubuh dina melengkung dan ambruk di pangkuanku. “enaakk, pak...” kata dina. “iya din, tapi maaf ya, bapak merawanin kamu..” “nggak apa-apa pak, nggak kerasa kok” jawab dina. Lalu aku bangun dari ranjang dan dina tidur terlentang kelelahan di ranjangku. Yani kemudian menciumi dina yang kelelahan, yani yang sedari tadi hanya memperhatikan persetubuhan kami, rupanya sudah sangat basah.


*Ia menciumi dina sambil menindihnya sehingga posisi mereka berdua saling berhimpitan, yani posisi menungging dan dina terlentang. Nafsuku langsung tinggi melihat pose tersebut,aku kemudian menempatkan diri di belakang yani, dan segera mengarahkan batangan penisku ke vagina yani. “yani bapak masukin ya...nggak tahan nih” “pelan-pe.....ooouugghhhh saaaaaaaaakiiiiiit pak...” aku sangat bernafsu, sehingga langsung saja melesakkan penisku seluruhnya ke vagina yani,yang ternyata juga masih perawan. Terbukti aku melihat darah mengalir sedikit di sela-sela jepitan vaginanya.

“ooohhhh yaniiii... uueeenaakkkk... sempittthhhh” racauku merasakan jepitan vagina yani untuk pertama kali. Lalu aku mulai menggoyang vagina yani pelan-pelan, kemudian kecepatanku semakin meningkat membuat tubuhnya tersentak-sentak, jilbabnyapun jadi berkibar-kibar saking kuatnya sentakan penisku. Dina dengan seksama memperhatikan kami, kembali Horny dan meremas-remas buah zakarku dari bawah dengan tangannya. Sekarang posisi vagina mereka saling berimpit dan berdekatan. Sehingga dengan mudah dina menstop gerakan pompaan penisku dan mengeluarkannya dari vagina yani kemudian mengarahkannya ke vaginanya sendiri. Aku tidak ambil pusing, jepitan vagina mereka sama enaknya, aku terus saja menggenjot, sementara yani protes kepara dina “ahhh din, kamu curang, kan dah nyampe tadi...” kata yani. 5 menit aku menggenjot dina, “iya deh ini aku kembaliin” kata dina kepada yani sambil mengeluarkan penisku dan mengarahkannya lagi ke vagina yani. “oouuuhhh...pakkk...besar sekali punya bapak....yang cepet pak, yani mo nyampeee...” aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, dan 5 menit kemudian terasa vagina yani berdenyut membetot penisku dengan kuat sambil menyiramkan cairan hangat ke penisku, “ouuuuhhhh pakkkk yanii nyampeeeee.....” setelah orgasme yani mereda, aku mengeluarkan penisku dari vagina yani, terlihat penisku berlumur cairan orgasmenya, kemudian aku langsung memasukkannya lagi kedalam liang vagina dina, dan menggenjotnya cepat-cepat, aku ingin menuntaskan permainan ini, dan mendapatkan orgasmeku.

5 menit aku menggenjot liang surga dina, kemudian aku berpindah lagi ke liang vagina yani, jepitan mereka sama enaknya, tapi aku ingin terus menikmati keduanya, sehingga tiap 5 menit aku berpindah liang vagina. 20 menit aku melakukan itu, terasa penisku akan meledak memuntahkan isinya, aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, beberapa saat kemudian “ oouuughhhh yaniiii bapak keluaaarrrr....” erangku, “diluar pakkk!!!...” jerit yani, tapi aku tak memperdulikannya dan terus membenamkan penisku dalam-dalam...”pak jangaaaannn.....” aku menyemprotkan spermaku dalam vagina yani beberapa kali semprotan, kemudian aku berpindah ke vagina dina dan segera memasukkan penisku dan menyemprotkan sisanya “pak jangaaannnn.....” jerit dina kepadaku, tapi aku terus menyemprotkan spermaku sambil terus menggenjot kuat kuat. “ ouuuhhh enakkkkk......diinnn...yaniii....” kemudian setelah orgasmeku selesai, aku mencabut penisku dari vagina dina, dan menjauh sedikit untuk melihat hasil perbuatanku. Terlihat dari vagina mereka berdua spermaku meluber membasahi ranjangku. Rupanya aku keluar sangat banyak, kalau dihitung di vagina yani tadi ada 7 semprotan, di vagina dina pun ada sekitar 6 atau 7 semprotan kuat spermaku. Aku sangat puas melihatnya. Mereka berdua menangis tersedu, karena hari ini merupakan masa subur mereka. Mereka membayangkan bakal hamil nantinya.

Kemudian rani masuk kekamarku, dan mendekatiku, sambil melihat keadaan dina dan yani, “wah pak, banyak banget nembaknya, sampai meleleh begitu”
“gara-gara kamu juga tadi ran, bapak nembaknya jadi banyak gitu””tapi gimana tuh ran, bapak nembaknya didalam vagina mereka, nanti kalo hamil gimana?”
“tenang aja pak, rani tadi dah masukin sesuatu dalam vagina mereka, obat anti hamil, cuman mau bikin mereka kapok”

Dina dan yani masih terisak-isak, kemudian masuk ami dan putri mereka bertiga dengan rani kemudian kembali berjongkok dihadapkan penisku, dan mengerjainya,”ini hadiah tambahan pak...hihi” kata rani sambil tertawa centil melihatku kelonjotan. Lalu mereka bertiga terus memanjakan penisku, 10 menit kemudian aku merasa ingin ejakulasi lagi, rani yang merasakan itu menyuruhku untuk ejakulasi di vagina dina dan yani lagi,”pak, nembaknya disana aja” kata rani sambil menunjuk vagina yani dan dina yang saling berhimpit. Aku segera memasukkan penisku ke vagina dina, dan mengocoknya dengan cepat, “pak...jangaaannn lagiii pakkkk....” “ouugghhhh bapak keluarrrr din.....” racauku dan ‘creeerttt creeettt....’ sekitar 5 semprotan ke vagina dina, aku llangsung pindah ke vagina yani, dan menyemprotkan 5 semprotan sisanya....”ooohhhhgggkkkk enakkkk...” racauku, “pak jangannn....”kata yani padaku, tapi aku tak memperdulikannya. Kemudian rani, ami dan putri kembali menghisap penisku, aku pun ber ejakulasi sekali lagi setelah 5 menit. Kali ini aku ber ejakulasi di wajah mereka bertiga. Spermaku tetap banyak keluar, hingga wajah mereka basah kuyup karena spermaku.

Kemudian aku melanjutkan ronde-ronde berikutnya bersama rani, ami dani putri. Hingga aku kelelahan sampai tidak ada lagi sperma yang keluar dari penisku, karna sudah kering dihisap vagina rani, ami dan putri. Kami melakukannya sampai jam 9 malam. Setelah selesai mereka pun merapikan pakaian mereka, mengganti pakaian dan jilbab mereka yang berlumur spermaku, dan merapikan rumahku kembali. Wajah dina dan yani tertunduk, mereka sepertinya masih memikirkan spermaku yang masuk kedalam vagina mereka tadi. Aku yang masih telanjang kemudian di hadiahi kocokan cepat pada penisku oleh putri dan ami secara bergantian selama 5 menit sebelum mereka pergi, “ awasss bapak keluar...nanti kena...” putri mengeluarkan saputangan bunga-bunganya dan menyelimuti penisku yang akan ejakulasi lagi, dan mengocoknya sampai tak ada lagi sperma yang tersisa. Kemudian dengan tatapan menggodaku mereka berdua menjilat spermaku yang ada di saputangan putri. Kemudian permisi pulang.

Sejak kejadian itu, ami dan putri jadi sering kerumahku meminta jatah, sepertinya mereka berdua ketagihan dengan penisku. Akupun ketagihan dengan vagina mereka. Dina dan yani pun tak pernah lagi memakai pakaian yang terlalu seksi di kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar